PIDATO PRESIDEN DALAM MEMPERIGATI 1
TAHUN KEMERDEKAAN INDONESIA (17 AGUSTUS 1946)
Seluruh rakjat indonesia laki-laki
perempuan didalam dan diluar negeri!
Saja utjapkan terima kasih atas
utjapan-utjapan selamat terhadap ulang tahun Republik Indonesia. Saja terharu
sekali bahwa ini hari kita bisa merajakan ulang tahun Republik Indonesia jang
pertama. Saja selalu ingat pada tuhan, pada Allah S.W.A. Saja utjapkan sjukur
Alhamdullilah, sebab udjian Republik jang 1 tahun itu berkat jang Maha Kuasa
telah lalu dengan selamat.
Alangkah hebatnya kedjadian-kedjadian
tahun jang lalu, 365 hari lamanja kita bekerdja keras, berdjuang, menderita dan
menghadapi berbagai-bagai kesulitan-kesulitan jang sebagai gunung
besarnja. Selama 350 tahun kita mengalami hidup dalam pendjadjahan belanda,
sekarang dengan setjara kilat pada tanggal 17 Agustus 1945 kita telah
memproklamirkan kita punja kemerdekaan. Karena kita sudah tahu punja proklamasi
itu sudah sepatunja, dan sistim pendjadjahan harus diberhentikan setelah 350 tahun.
Proklamasi kita pada dunia adalah sebagai hak bangsa, hak manusia, hak hidup
kita. Kita punja proklamasi sebagai seruan jang djelas kepada rakjat dari
bangsa kita sendiri untuk menentukan nasib dan perbuatan sendiri. Proklamasi
kita menderu-deru diudara mengentarkan djiwa bangsa kita. Rakjat menjambut itu
dengan penuh kegembiraan.
Diisi tertjiptalah hidup baru, apa
jang mendjadi milik kita untuk menolong kemerdekaan jang dikehendaki oleh Djiwa
kita. Kekuasaan itu waktu masih ditangan Djepang jang berpuluh-ribu banjaknja
dengan bersenjata lengkap. Dan tentara serikat segera akan mendarat pula. Dunia
belum tahu, bahwa kemauan bangsa kita hendak merdeka. Rakjat kita masih lemah,
seolah-olah remuk redam oleh perbuatan Djepang. Diseluruh negeri kita jang kelihatan
hanja kemelaratan, kesusahan, kemiskinan. Dalam keadaan jang demikian itu kita
mulai berdjuang, dan menjatakan pada dunia kita punja Republik dan Kemerdekaan
Indonesia.
Meskipun keadaan dunia masih gelap
jang mengelilingi kita, tapi pada bathin kita nampak tjahaja jang terang
menjala api kemerdekaan, api kebangsaan jang dengan kehendak bulat mendjadi
satu ketetapan, djadi satu tudjuan. Seluruh bangsa kita kaja, miskin, tua,
muda, laki, perempuan terpeladjar atau buta huruf serentak bangkit berdjuang
untuk mendjaga proklamasi kita tanggal 17-8-’45.
Pemerintahan djepang jang sedang
hilang semangat dapat kita enjahkan dalam tempo beberapa minggu. Dan dalam
beberapa minggu berdirilah pemerintah kita. Dengan begitu proklamasi kita bukan
perdjadjian sadja, tapi dibuktikan dengan kemerdekaan jang njata. Dengan begitu
kita sebagai bangsa turut bertindak dan menentukan perikemanusiaan dan ikut
tanggung djawab pada perdamaian dunia. Sungguh hebat kesulitan-kesulitan jang
kita hadapi.
Kesulitan-kesulitan itu akan ditambah
pula sesudah ditambah kekuasaan dari tangan djepang. Serikat mendaratkan
soldadunja dan belanda datang lagi jang mengaku dirinja sebagai wakil dari
pemerintah “Hindia-Belanda”. Belanda
Nica telah dapat duduk menguasai dibeberapa tempat, dan menguasai lautan dengan
mendatangkan serdadu dan kapal-kapalnja dan mengasingkan saudara-saudara, kita
diserang. Tapi dalam bathin tidak dapat diasingkan dan akan terus melawan
blokkade jang akan melumpuhkan kedudukan kita. Berbagai kesulitan timbul
dinegeri kita disebabkan kaki tangan dari orang-orang Belanda dan bangsa kita,
hingga timbul bentji-membentji antara bangsa sendiri. Djuga bangsa Belanda
menghasut bangsa kita dengan berbagai matjam djalan, hingga timbullah
bunuh-membunuh, tembak-menembak sampai sekarang.
Tentang pekerjaan Apwi telah diurus
oleh pemimpin-pemimpin kita jang tanggung djawab. Ribuan orang-orang tawanan
sudah dapat dimerdekakan dan dikembalikan, dan buat pekerdjaan ini banjak
sekali kesulitan-kesulitannja. Terhadap balatentara serikat jang mau mendarat
buat melutjuti Djepang dan mengurus tawanan-tawanan ini seolah-olah kita
menghalangi pekerdjaan serikat, padahal dari mula-mula kita sudah menjatakan,
bahwa kita bersedia buat membantu Serikat supaja pekerdjaannja lekas habis, tapi serikat menjusahkan kita. Kalau
permintaan kita dikabulkan tentu segala soal djadi gampang dipetjahkan.
Tuntutan kita supaja tentara jang
mendarat djangan ada Belandanja, bukan kita tjuriga, bukan kita memusuhi. Kepada
Belanda kita pertjaja, kalau tidak dihalangi kita mau damai. Djika Belanda
masuk mungkin soal damai disusahkan oleh militernja, seperti
kedjadian-kedjadian di Bandung, Djakarta, Surabaja, Semarang dll. Belanda dan
Djepang menghasut pada bangsa kita.
Hingga timbullah suasana
bentji-membentji antara bangsa kita. Inilah jang terutama jang mendorong kita
buat menasehatkan pada serikat supaja tentaranja jang mendarat djangan ada Belandanja,
karena akan bisa mengusutkan suasana umum, tidak sadja bagi serikat, tapi
terhadap penjelesaian Indonesia-Belanda. Sajang Inggeris tidak dapat menolak
Belanda buat memasukkan tentaranja. Serikat telah menggunakan bangsa India jang
kita tjintai buat bertempur dengan kita, djuga dari akibat ini. Dalam pertempuran-pertempuran
ini ternjata pada dunia, bahwa kita memang mau mempertahankan negara kita.
Ribuan rumah telah hantjur,
gedong-gedong jang indah telah binasa dan beberapa banjak rakjat mendjadi
korban, tapi semua itu kita anggap sebagai tebusan kehormatan bangsa jang harus
dibajar. Dimana-dimana tempat seperti Magelang, Bandung, Semarang, Ambarawa,
Padang, Medan dimana serikat memasukkan Belanda, disanalah djadi neraka. Inilah
menggontjangkan masjarakat kita. Meskipun negara kita tidak diakui sebagai
negara, tetap kita mau merdeka, dan minta supaja diurus oleh kedua fihak jang
sama faham dan supaja bisa diselesaikan zonder penumpahan darah.
Kita tidak mau menjerah begitu sadja,
hal mana timbullah pertempuran-pertempuran didaerah-daerah. Ditengah api jang
sedang menjala-njalakita harus djalankan pemerintahan kita.
Mula-mula kita mendirikan tentara
kebangsaan, kemudian pemerintahan sipil, kemudian bikin bersih kekatjuan,
mengurus rakjat supaja aman dan makmur, memperbaiki perusahaan-perusahaan
supaja mendjadi baik. Kereta api, listrik, telepon dll. Semuanja harus diurus
dalam keadaan serba sulit dan maha hebat, perekonomian rakjat jang kalut pun
harus diselenggarakan dengan setjepat mungkin, banjak sekali lainnja.
Hal wang tinggalan Djepang tidak
terhingga banjaknja, ribuan djuta, wang Djepang jang merusakkan perekonomian
kita. Soal pertama hal wang jang merupakan kesulitan maha hebat. Bukan karena
kesulitan mentjetak atau kekurangan material. Sebelum wang Republik keluar,
terutama haruslah urusan ekonomi diselesaikan lebih dulu sampai sempurna. Dalam
keadaan demikian alat-alat untuk penghasilan dan membantu pemerintah tidak
dapat menolong, malah disana-sini timbul kalut : Kaum buruh bertindak
seolah-olah mereka wakil sep setjara langsung. Mula-mula mengaku bekerdja untuk
mentjari makan seluasnja. Hasil perusahaan perusahaan jang semestinja oleh
negara banjak jang diurus oleh orang-orang tukang tjatut, demikianpun
gudang-gudang. Orang-orang inilah jang tidak baik, bikin rugi dan chianat pada
negara harus didjaga. Usaha-usaha untuk perbaikan perusahaan-perusahaan belum
dapat disempurnakan menurut jang dikehendaki, karena kekurangan alat-alat buat
mendatangkan dari luar negeri masih sulit. Terutama urusan lalu lintas sungguh-sungguh
merupakan seperti lautan kesulitan.
Dalam revolusi pembangunan diperlukan
tenaga jang positief dan jang berguna, hal ini Pemerintah ichtiarkan tidak
berhentinja buat mengasuh tenaga jang dapat dipakai, dan tidak berhentinja mengadjak
tenaga buat susun dan asuh negara. Pemerintah berdaja hindarkan segala bahaja, dan
jakin dalam persatuan kebangsaan akan dapat hindarkan dan selesaikan segala
rintangan-rintangan. Bersatu teguh, bertjerai kita djatuh !
Akan tetapi dalam pada itu pemerintah
mesti kuat mempunjai kedudukan sebagai
,,stable-government”, sebagai putjuk pimpinan negara. Hanja dengan kedudukan
pemerintah jang kuat dapat diserahi kewajiban besar sebagai pengasuh negara.
Pemerintah bukannja party, bukannja
golongan, tapi pengurus negara, kuasa negara,
harus bertindak kuasa negara. Orang jang kurang mengerti berbahaja bagi
negara kita. Pengatjau-pengatjau politik harus dibasmi, jang merugikan negara
dan perdjuangan kita keluar dan kedalam harus dihukum. Terhadap orang-orang
jang bikin kekalutan di solo dan jogja akan dituntut. Tiap-tiap pengatjau dan
pengrusak negara harus berhubungan langsung dengan pemerintah. Pemerintah terhadap
luar negeri harus baik, hingga kita sama deradjat. Perundingan sama Belanda hanja sebagian sadja buat kedudukan jang kita
maksud itu.
Djika perundingan dengan Belanda
tentang kemerdekaan Indonesia tidak
dapat persetudjuan maka dengan segala tenaga jang ada pada kita, kita akan
berusaha kelapangan lain kalau Belanda tidak pakai kekerasan. Kalau Belanda
berkeras kembali maka kita akan mempertahankan kemederkaan kita mati-matian
dengan segala kekuatan kita dengan segala alat-alat lahir bathin kita, karena
lebih baik hantjur lebur dan hilang musnah daripada didjadjah kembali.
Terhadap negeri-negeri lain, terutama
negeri tetangga kita, kita tetap bersahabat. Segala soal jang timbul akan kita
selenggarakan dengan baik. Pemerintah-pemerintah tetangga adalah sebagai
lingkungan negeri Republik kita.
Serikat jang kita tolong bantu buat
pekerdjaan Apwi kita, tidak mendapat terima kasih. Malah kapal “Kangean” jang
memuat perempuan-perempuan dan anak-anak ketjil di S. Madura telah dibombardir
hingga banjak jang mendjadi korban karenanja. Pengangkutan beras kita buat
India di Banjuwangi, buat menolong bangsa india kapalnja ditenggelamkan dan
dihantjurkan.
Karena Belanda berbuat begitu,
pengangkutan Apwi terhalang dan tertunda buat sementara, bukannja
diberhentikan. Dimana tempat-tempat jang diduduki serikat bangsa kita
terdjepit. Pengadilan di Djakarta kepunjaan Republik kita ditutup, Rakjat kita
dihukum menurut hukum Belanda. Tetapi pemerintahan kita tidak akan lalaikan
pada bangsa kita.
Hasil politik luar negeri telah berlangsung
dengan baik terbukti dengan pengiriman-pengiriman beras buat saudara-saudara
kita di India, ini ada satu langkah persahabatan kita dikemudian hari. Alangkah
baiknja, djika lain-lain bangsa dan negara jang bersahabat dengan kita lekas
turut langkah kita terhadap India.
Dunia tahu bahwa bangsa kita bukannja
bangsa jang serakah. Tiap-tiap bangsa mempunjai tjorak sendiri-sendiri dan
kemauan sendiri-sendiri, ada bangsa jang punja tjorak militaris, ada jang punja
tjorak tukang membudikan. Tapi tjobalah buka sedjarah bangsa kita, didalam
sedjarah bangsa jang ribuan tahun belum pernah berbuat sebagai pendjdjah bangsa
lain.
Sebaliknja kekajaan kita, kita
bagi-bagikan pada bangsa lain. Tjorak bangsa Indonesia tidak berobah dari
dulu-dulu, seperti aliran air tidak akan mengalir dari bawah keatas. Kekajaan kita
jang digunakan oleh dunia, kita sediakan
djuga buat gunanja negeri Belanda dan keperluan bangsa kita. Kita masih
bersedia buat damai jang diperlukan oleh perikemanusiaan kalau kita tidak
diantjam dari luar dan dari dalam.
Sahabat-sahabat kita didunia banjak
mengetahui, djika dipandang dengan adil dan jakin, bahwa maksud-maksud kita itu
baik buat kebaikannja bangsa-bangsa didunia. Meskipun kesulitan-kesulitan
ditahun jang lalu maha besar maha hebat, dan meskipun kesulitan-kesulitan itu
sebagai lautan, tapi kita telah lalui dengan selamat dengan bantuan Tuhan jang
Maha Kuasa.
Selagi kita hidup harus mengalami
kesulitan-kesulitan. Bukti-bukti tjukup jang kita madju disegala lapangan. Pemerintah
kita lebih kuat baik diluar dan didalam negeri, jang perlu akan diperbaiki
lagi. Pertukaran bahan beras dengan India, barang-barang jang kita akan terima
sebagai tukarannja akan digunakan buat perbaikan masjarakat bangsa kita. Djuga
terhadap pimpinan negara akan diperbaiki terus.
Kalau Belanda mau mengadakan gerakan
militer dinegara ini, Insja Allah kita harus madju, bagaimana beratnja sekalipun
jang harus kita lalui. Kepada tentara harus djaga supaja tiap-tiap pertjobaan
Belanda jang mau mengatjaukan negara kita harus dilawan dengan segala alat jang
ada pada kita.
Kita mentjintai perdamaian, dan
mentjintai kemerdekaan. Kita memelihara perdamaian, kita berani terhadap
perkosaan jang akan merusak akan bangsa dan Republik Indonesia. Kalau Republik
kita akan dihantjurkan, maka perdamaian akan hantjur, demokrasi hantjur,
pengadilan dunia hantjur, moral manusia hantjur, dan gantinja akan datang
kekatjauan terus menerus dalam dunia.
Kita mendirikan Republik, karena kita tjinta
demokrasi, untuk kebaikan sendiri dan untuk kebaikan dunia. kita tahu bahwa
soal Indonesia sama pentingnja dengan soal perdamaian dunia dan menarik
perhatian seluruh dunia. Kita ingin ikut serta dalam usaha bangsa-bangsa jang
mentjintai demokrasi dan mempunjai tanggung djawab dalam perdamaian dunia
supaja Republik Indonesia lekaslah diakui.
Kita tjinta perdamaian, tapi kalau kita
diperkosa oleh Belanda, kita akan melawan, sebab Tuhan jang Maha Kuasa dan Maha
Adil adalah Djenderal kita.
Rakjat seluruh Indonesia !
Pada hari ulang tahun ini kita
menundukkan kepala ingat pada Tuhan, dan pada korban-korban jang gugur dalam perdjoangan.
Saja utjapkan banjak terima kasih kepada Pemerintah bangsa semua orang dan
golongan baik jang didalam maupun jang diluar negeri jang telah mengasih
bantuan apapun djuga pada perdjuangan kita.
1 tahun merdeka, marilah kita
berdjalan terus dengan berbesar hati. Banjak orang mendirikan Republik, banjak
gagal, ada jang baru berumur beberapa minggu, beberapa bulan sadja, tapi
Republik Indonesia bisa berdiri 1 tahun, ini ada beda besar. Marilah kita
berdjalan terus, Insja Allah kalau bisa 1 tahun 2 tahun 3 tahun 30 tahun 300
tahun, dan seterusnja sampai pada achir zaman. Lebih baik mati berkalang tanah
daripada hidup bertjermin bangkai.
Kita djaga asal pekerdjaan kita akan
membawa untuk kebaikan lain-lain bangsa. Asal persatuan Nasional kita djaga,
maka Republik tidak akan tenggelam. Kita harus sabar, ulet, dalam perdjuangan
harus tahan menderita, djangan kurang radjin.
Kita memproklamirkan negara ada
gampang, tapi mempertahankan, memiliki negara ada sukar. Hanja rakjat jang
mempunjai rasa penuh tanggung djawab tadi, tidak bosanan, itulah jang mendapat
negara abadi. Barang siapa ingin mutiara harus berani terdjun dilautan jang
dalam. Djangan lembek, mohon pada Tuhan supaja bangsa Indonesia mendjadi satu
bangsa jang djaja didunia, mendjadi bangsa kuat, dan tabah.
Marilah kita berdjalan terus kearah
pengakuan Republik Indonesia dan kekalnja Republik Indonesia sampai achir zaman
! Hidup ke Tuhanan jang Maha Esa, hidup persaudaraan dunia, hidup Demokrasi,
hidup Kesedjahteraan Sosial. Kepada Tuhan saja mohonkan taufik dan hidajat.
Merdeka
!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar