Senin, 24 September 2012

PIDATO PRESIDEN DALAM MEMPERIGATI 1 TAHUN KEMERDEKAAN INDONESIA (17 AGUSTUS 1946)


PIDATO PRESIDEN DALAM MEMPERIGATI 1 TAHUN KEMERDEKAAN INDONESIA (17 AGUSTUS 1946)
          Seluruh rakjat indonesia laki-laki perempuan didalam dan diluar negeri!
          Saja utjapkan terima kasih atas utjapan-utjapan selamat terhadap ulang tahun Republik Indonesia. Saja terharu sekali bahwa ini hari kita bisa merajakan ulang tahun Republik Indonesia jang pertama. Saja selalu ingat pada tuhan, pada Allah S.W.A. Saja utjapkan sjukur Alhamdullilah, sebab udjian Republik jang 1 tahun itu berkat jang Maha Kuasa telah lalu dengan selamat.
          Alangkah hebatnya kedjadian-kedjadian tahun jang lalu, 365 hari lamanja kita bekerdja keras, berdjuang, menderita dan menghadapi berbagai-bagai kesulitan-kesulitan jang sebagai gunung besarnja. Selama 350 tahun kita mengalami hidup dalam pendjadjahan belanda, sekarang dengan setjara kilat pada tanggal 17 Agustus 1945 kita telah memproklamirkan kita punja kemerdekaan. Karena kita sudah tahu punja proklamasi itu sudah sepatunja, dan sistim pendjadjahan harus diberhentikan setelah 350 tahun. Proklamasi kita pada dunia adalah sebagai hak bangsa, hak manusia, hak hidup kita. Kita punja proklamasi sebagai seruan jang djelas kepada rakjat dari bangsa kita sendiri untuk menentukan nasib dan perbuatan sendiri. Proklamasi kita menderu-deru diudara mengentarkan djiwa bangsa kita. Rakjat menjambut itu dengan penuh kegembiraan.
          Diisi tertjiptalah hidup baru, apa jang mendjadi milik kita untuk menolong kemerdekaan jang dikehendaki oleh Djiwa kita. Kekuasaan itu waktu masih ditangan Djepang jang berpuluh-ribu banjaknja dengan bersenjata lengkap. Dan tentara serikat segera akan mendarat pula. Dunia belum tahu, bahwa kemauan bangsa kita hendak merdeka. Rakjat kita masih lemah, seolah-olah remuk redam oleh perbuatan Djepang. Diseluruh negeri kita jang kelihatan hanja kemelaratan, kesusahan, kemiskinan. Dalam keadaan jang demikian itu kita mulai berdjuang, dan menjatakan pada dunia kita punja Republik dan Kemerdekaan Indonesia.
          Meskipun keadaan dunia masih gelap jang mengelilingi kita, tapi pada bathin kita nampak tjahaja jang terang menjala api kemerdekaan, api kebangsaan jang dengan kehendak bulat mendjadi satu ketetapan, djadi satu tudjuan. Seluruh bangsa kita kaja, miskin, tua, muda, laki, perempuan terpeladjar atau buta huruf serentak bangkit berdjuang untuk mendjaga proklamasi kita tanggal 17-8-’45.
          Pemerintahan djepang jang sedang hilang semangat dapat kita enjahkan dalam tempo beberapa minggu. Dan dalam beberapa minggu berdirilah pemerintah kita. Dengan begitu proklamasi kita bukan perdjadjian sadja, tapi dibuktikan dengan kemerdekaan jang njata. Dengan begitu kita sebagai bangsa turut bertindak dan menentukan perikemanusiaan dan ikut tanggung djawab pada perdamaian dunia. Sungguh hebat kesulitan-kesulitan jang kita hadapi.
          Kesulitan-kesulitan itu akan ditambah pula sesudah ditambah kekuasaan dari tangan djepang. Serikat mendaratkan soldadunja dan belanda datang lagi jang mengaku dirinja sebagai wakil dari pemerintah  “Hindia-Belanda”. Belanda Nica telah dapat duduk menguasai dibeberapa tempat, dan menguasai lautan dengan mendatangkan serdadu dan kapal-kapalnja dan mengasingkan saudara-saudara, kita diserang. Tapi dalam bathin tidak dapat diasingkan dan akan terus melawan blokkade jang akan melumpuhkan kedudukan kita. Berbagai kesulitan timbul dinegeri kita disebabkan kaki tangan dari orang-orang Belanda dan bangsa kita, hingga timbul bentji-membentji antara bangsa sendiri. Djuga bangsa Belanda menghasut bangsa kita dengan berbagai matjam djalan, hingga timbullah bunuh-membunuh, tembak-menembak sampai sekarang.
          Tentang pekerjaan Apwi telah diurus oleh pemimpin-pemimpin kita jang tanggung djawab. Ribuan orang-orang tawanan sudah dapat dimerdekakan dan dikembalikan, dan buat pekerdjaan ini banjak sekali kesulitan-kesulitannja. Terhadap balatentara serikat jang mau mendarat buat melutjuti Djepang dan mengurus tawanan-tawanan ini seolah-olah kita menghalangi pekerdjaan serikat, padahal dari mula-mula kita sudah menjatakan, bahwa kita bersedia buat membantu Serikat supaja pekerdjaannja  lekas habis, tapi serikat menjusahkan kita. Kalau permintaan kita dikabulkan tentu segala soal djadi gampang dipetjahkan.
          Tuntutan kita supaja tentara jang mendarat djangan ada Belandanja, bukan kita tjuriga, bukan kita memusuhi. Kepada Belanda kita pertjaja, kalau tidak dihalangi kita mau damai. Djika Belanda masuk mungkin soal damai disusahkan oleh militernja, seperti kedjadian-kedjadian di Bandung, Djakarta, Surabaja, Semarang dll. Belanda dan Djepang menghasut pada bangsa kita.
          Hingga timbullah suasana bentji-membentji antara bangsa kita. Inilah jang terutama jang mendorong kita buat menasehatkan pada serikat supaja tentaranja jang mendarat djangan ada Belandanja, karena akan bisa mengusutkan suasana umum, tidak sadja bagi serikat, tapi terhadap penjelesaian Indonesia-Belanda. Sajang Inggeris tidak dapat menolak Belanda buat memasukkan tentaranja. Serikat telah menggunakan bangsa India jang kita tjintai buat bertempur dengan kita, djuga dari akibat ini. Dalam pertempuran-pertempuran ini ternjata pada dunia, bahwa kita memang mau mempertahankan negara kita.
          Ribuan rumah telah hantjur, gedong-gedong jang indah telah binasa dan beberapa banjak rakjat mendjadi korban, tapi semua itu kita anggap sebagai tebusan kehormatan bangsa jang harus dibajar. Dimana-dimana tempat seperti Magelang, Bandung, Semarang, Ambarawa, Padang, Medan dimana serikat memasukkan Belanda, disanalah djadi neraka. Inilah menggontjangkan masjarakat kita. Meskipun negara kita tidak diakui sebagai negara, tetap kita mau merdeka, dan minta supaja diurus oleh kedua fihak jang sama faham dan supaja bisa diselesaikan zonder penumpahan darah.
          Kita tidak mau menjerah begitu sadja, hal mana timbullah pertempuran-pertempuran didaerah-daerah. Ditengah api jang sedang menjala-njalakita harus djalankan pemerintahan kita.
          Mula-mula kita mendirikan tentara kebangsaan, kemudian pemerintahan sipil, kemudian bikin bersih kekatjuan, mengurus rakjat supaja aman dan makmur, memperbaiki perusahaan-perusahaan supaja mendjadi baik. Kereta api, listrik, telepon dll. Semuanja harus diurus dalam keadaan serba sulit dan maha hebat, perekonomian rakjat jang kalut pun harus diselenggarakan dengan setjepat mungkin, banjak sekali lainnja.
          Hal wang tinggalan Djepang tidak terhingga banjaknja, ribuan djuta, wang Djepang jang merusakkan perekonomian kita. Soal pertama hal wang jang merupakan kesulitan maha hebat. Bukan karena kesulitan mentjetak atau kekurangan material. Sebelum wang Republik keluar, terutama haruslah urusan ekonomi diselesaikan lebih dulu sampai sempurna. Dalam keadaan demikian alat-alat untuk penghasilan dan membantu pemerintah tidak dapat menolong, malah disana-sini timbul kalut : Kaum buruh bertindak seolah-olah mereka wakil sep setjara langsung. Mula-mula mengaku bekerdja untuk mentjari makan seluasnja. Hasil perusahaan perusahaan jang semestinja oleh negara banjak jang diurus oleh orang-orang tukang tjatut, demikianpun gudang-gudang. Orang-orang inilah jang tidak baik, bikin rugi dan chianat pada negara harus didjaga. Usaha-usaha untuk perbaikan perusahaan-perusahaan belum dapat disempurnakan menurut jang dikehendaki, karena kekurangan alat-alat buat mendatangkan dari luar negeri masih sulit. Terutama urusan lalu lintas sungguh-sungguh merupakan seperti lautan kesulitan.
          Dalam revolusi pembangunan diperlukan tenaga jang positief dan jang berguna, hal ini Pemerintah ichtiarkan tidak berhentinja buat mengasuh tenaga jang dapat dipakai, dan tidak berhentinja mengadjak tenaga buat susun dan asuh negara. Pemerintah berdaja hindarkan segala bahaja, dan jakin dalam persatuan kebangsaan akan dapat hindarkan dan selesaikan segala rintangan-rintangan. Bersatu teguh, bertjerai kita djatuh !
          Akan tetapi dalam pada itu pemerintah mesti kuat mempunjai kedudukan  sebagai ,,stable-government”, sebagai putjuk pimpinan negara. Hanja dengan kedudukan pemerintah jang kuat dapat diserahi kewajiban besar sebagai pengasuh negara.
          Pemerintah bukannja party, bukannja golongan, tapi pengurus negara, kuasa negara,  harus bertindak kuasa negara. Orang jang kurang mengerti berbahaja bagi negara kita. Pengatjau-pengatjau politik harus dibasmi, jang merugikan negara dan perdjuangan kita keluar dan kedalam harus dihukum. Terhadap orang-orang jang bikin kekalutan di solo dan jogja akan dituntut. Tiap-tiap pengatjau dan pengrusak negara harus berhubungan langsung dengan pemerintah. Pemerintah terhadap luar negeri harus baik, hingga kita sama deradjat. Perundingan sama Belanda  hanja sebagian sadja buat kedudukan jang kita maksud itu.
          Djika perundingan dengan Belanda tentang kemerdekaan  Indonesia tidak dapat persetudjuan maka dengan segala tenaga jang ada pada kita, kita akan berusaha kelapangan lain kalau Belanda tidak pakai kekerasan. Kalau Belanda berkeras kembali maka kita akan mempertahankan kemederkaan kita mati-matian dengan segala kekuatan kita dengan segala alat-alat lahir bathin kita, karena lebih baik hantjur lebur dan hilang musnah daripada didjadjah kembali.
          Terhadap negeri-negeri lain, terutama negeri tetangga kita, kita tetap bersahabat. Segala soal jang timbul akan kita selenggarakan dengan baik. Pemerintah-pemerintah tetangga adalah sebagai lingkungan negeri Republik kita.
          Serikat jang kita tolong bantu buat pekerdjaan Apwi kita, tidak mendapat terima kasih. Malah kapal “Kangean” jang memuat perempuan-perempuan dan anak-anak ketjil di S. Madura telah dibombardir hingga banjak jang mendjadi korban karenanja. Pengangkutan beras kita buat India di Banjuwangi, buat menolong bangsa india kapalnja ditenggelamkan dan dihantjurkan.
          Karena Belanda berbuat begitu, pengangkutan Apwi terhalang dan tertunda buat sementara, bukannja diberhentikan. Dimana tempat-tempat jang diduduki serikat bangsa kita terdjepit. Pengadilan di Djakarta kepunjaan Republik kita ditutup, Rakjat kita dihukum menurut hukum Belanda. Tetapi pemerintahan kita tidak akan lalaikan pada bangsa kita.
          Hasil politik luar negeri telah berlangsung dengan baik terbukti dengan pengiriman-pengiriman beras buat saudara-saudara kita di India, ini ada satu langkah persahabatan kita dikemudian hari. Alangkah baiknja, djika lain-lain bangsa dan negara jang bersahabat dengan kita lekas turut langkah kita terhadap India.
          Dunia tahu bahwa bangsa kita bukannja bangsa jang serakah. Tiap-tiap bangsa mempunjai tjorak sendiri-sendiri dan kemauan sendiri-sendiri, ada bangsa jang punja tjorak militaris, ada jang punja tjorak tukang membudikan. Tapi tjobalah buka sedjarah bangsa kita, didalam sedjarah bangsa jang ribuan tahun belum pernah berbuat sebagai pendjdjah bangsa lain.
          Sebaliknja kekajaan kita, kita bagi-bagikan pada bangsa lain. Tjorak bangsa Indonesia tidak berobah dari dulu-dulu, seperti aliran air tidak akan mengalir dari bawah keatas. Kekajaan kita jang digunakan oleh dunia, kita sediakan  djuga buat gunanja negeri Belanda dan keperluan bangsa kita. Kita masih bersedia buat damai jang diperlukan oleh perikemanusiaan kalau kita tidak diantjam dari luar dan dari dalam.
          Sahabat-sahabat kita didunia banjak mengetahui, djika dipandang dengan adil dan jakin, bahwa maksud-maksud kita itu baik buat kebaikannja bangsa-bangsa didunia. Meskipun kesulitan-kesulitan ditahun jang lalu maha besar maha hebat, dan meskipun kesulitan-kesulitan itu sebagai lautan, tapi kita telah lalui dengan selamat dengan bantuan Tuhan jang Maha Kuasa.
          Selagi kita hidup harus mengalami kesulitan-kesulitan. Bukti-bukti tjukup jang kita madju disegala lapangan. Pemerintah kita lebih kuat baik diluar dan didalam negeri, jang perlu akan diperbaiki lagi. Pertukaran bahan beras dengan India, barang-barang jang kita akan terima sebagai tukarannja akan digunakan buat perbaikan masjarakat bangsa kita. Djuga terhadap pimpinan negara akan diperbaiki terus.
          Kalau Belanda mau mengadakan gerakan militer dinegara ini, Insja Allah kita harus madju, bagaimana beratnja sekalipun jang harus kita lalui. Kepada tentara harus djaga supaja tiap-tiap pertjobaan Belanda jang mau mengatjaukan negara kita harus dilawan dengan segala alat jang ada pada kita.
          Kita mentjintai perdamaian, dan mentjintai kemerdekaan. Kita memelihara perdamaian, kita berani terhadap perkosaan jang akan merusak akan bangsa dan Republik Indonesia. Kalau Republik kita akan dihantjurkan, maka perdamaian akan hantjur, demokrasi hantjur, pengadilan dunia hantjur, moral manusia hantjur, dan gantinja akan datang kekatjauan terus menerus dalam dunia.
          Kita mendirikan Republik, karena kita tjinta demokrasi, untuk kebaikan sendiri dan untuk kebaikan dunia. kita tahu bahwa soal Indonesia sama pentingnja dengan soal perdamaian dunia dan menarik perhatian seluruh dunia. Kita ingin ikut serta dalam usaha bangsa-bangsa jang mentjintai demokrasi dan mempunjai tanggung djawab dalam perdamaian dunia supaja Republik Indonesia lekaslah diakui.
          Kita tjinta perdamaian, tapi kalau kita diperkosa oleh Belanda, kita akan melawan, sebab Tuhan jang Maha Kuasa dan Maha Adil adalah Djenderal kita.
          Rakjat seluruh Indonesia !
          Pada hari ulang tahun ini kita menundukkan kepala ingat pada Tuhan, dan pada korban-korban jang gugur dalam perdjoangan. Saja utjapkan banjak terima kasih kepada Pemerintah bangsa semua orang dan golongan baik jang didalam maupun jang diluar negeri jang telah mengasih bantuan apapun djuga pada perdjuangan kita.
          1 tahun merdeka, marilah kita berdjalan terus dengan berbesar hati. Banjak orang mendirikan Republik, banjak gagal, ada jang baru berumur beberapa minggu, beberapa bulan sadja, tapi Republik Indonesia bisa berdiri 1 tahun, ini ada beda besar. Marilah kita berdjalan terus, Insja Allah kalau bisa 1 tahun 2 tahun 3 tahun 30 tahun 300 tahun, dan seterusnja sampai pada achir zaman. Lebih baik mati berkalang tanah daripada hidup bertjermin bangkai.
          Kita djaga asal pekerdjaan kita akan membawa untuk kebaikan lain-lain bangsa. Asal persatuan Nasional kita djaga, maka Republik tidak akan tenggelam. Kita harus sabar, ulet, dalam perdjuangan harus tahan menderita, djangan kurang radjin.
          Kita memproklamirkan negara ada gampang, tapi mempertahankan, memiliki negara ada sukar. Hanja rakjat jang mempunjai rasa penuh tanggung djawab tadi, tidak bosanan, itulah jang mendapat negara abadi. Barang siapa ingin mutiara harus berani terdjun dilautan jang dalam. Djangan lembek, mohon pada Tuhan supaja bangsa Indonesia mendjadi satu bangsa jang djaja didunia, mendjadi bangsa kuat, dan tabah.
          Marilah kita berdjalan terus kearah pengakuan Republik Indonesia dan kekalnja Republik Indonesia sampai achir zaman ! Hidup ke Tuhanan jang Maha Esa, hidup persaudaraan dunia, hidup Demokrasi, hidup Kesedjahteraan Sosial. Kepada Tuhan saja mohonkan taufik dan hidajat.

          Merdeka !

Sabtu, 11 Agustus 2012

PIDATO RADIO RRI P.J.M. Ir. SOEKARNO 23 AGUSTUS 1945


PIDATO RADIO RRI P.J.M. Ir. SOEKARNO
Pada tanggal 23 Agustus 1945
PERGANTIAN ZAMAN DAN KEWADJIBAN KITA TETAP TENANG DAN TENTERAM
          Bangsaku sekalian !
          Di Sumatera, di Djawa, di Borneo, Sulawesi, Kepulauan Sunda Ketjil, Maluku-dari Atjeh sampai ke Ambon !
          Dalam maklumat kami Soekarno-Hatta tg. 18 bulan ini, kami mengharap kepada segenap rakjat Indonesia supaja tetap tenang, tinggal tenteram, memegang teguh disiplin dan siap sedia. Siap sedia berdjuang untuk Indonesia Merdeka ! Sekarangpun dalam pidato kami malam ini, kami mulai dengan seruan jang demikian itu pula. Tetaplah tenang, tinggallah tenteram, peganglah teguh-teguh disiplin, siap sedialah untuk berdjuang guna kemerdekaan Negeri kita dalam waktu jang maha genting ini !
          Bangsaku sekalian !
          Saja akui sebernanja tidak mudahlah untuk tinggal tenang dan tenteram diwaktu sebagai sekarang ini jaitu diwaktu jang perubahan datangnja mendadak laksana langit djatuh dibumi. Sebagai halilintar pada hari terang tjuatja, peperangan telah berachir. Pekerdjaan dan perdjuangan menjusun Indonesia Merdeka dialam peperangan sekonjong-konjong harus berganti mendjadi pekerdjaan dan perdjuangan menjusun Indonesia Merdeka didalam keadaan Internasional sekarang, jaitu dalam perdamaian, dimana pemerintah Dai Nippon diwajibkan sementara tinggal ditanah air kita dan diwajibkan bertanggung djawab atas keamanan dan ketenteraman.
          Kami katakan, memang tak mudah untuk tinggal tenang dan tenteram, tetapi toch kami minta dengan keras : tinggallah tenang dan tenteram ! Berhati-hatilah dengan mempertjapkapkan kabar-kabar bohong dan omong kosong jang mengatjaukan fikiran orang!
 
TUDJUAN KITA TIDAK BERUBAH
          Bangsaku  ! kini kita telah tidak didalam alam peperangan. Perang dunia telah berachir. Peledakan bom, dentuman meriam, tjetusan senapan mesin sudah tidak terdengar lagi. Lampu –lampu boleh bersinar terang. Keadaan alam telah berganti karena suasana perdamaian telah meliputinja. Semua, semua ikut berganti, ketjuali satu hal tak boleh berganti jaitu semangat perdjuangan. Bagaimanapun djuga pergantian suasana, kita tetap dan terus berdjuang untuk tjita-tjita kita jaitu Indonesia Merdeka! Dalam pada itu hendaknja kita insyaf bahwa tiap masa, tiap zaman, tiap periode mempunjai tjorak perdjuangan  sendiri-sendiri. Demikianlah hendakja kita bangsa indonesia berpegang kepada kenjataan ini. Kita harus turut dengan dynamikanja zaman. Kita tetap berdjuang, tetapi tjaranja berlainan. Djika pada waktu jl. segala tenaga perdjuangan kita itu ditudjukan kepada pembentukan Indonesia Merdeka dialam peperangan, maka sekarang segala tenaga perdjuangan kita itu ditudjukan kepada Indonesia Merdeka dialam perdamaian. Sekalipun sifat perdjuangan kita harus berubah mengikutkan pergantian susunan dunia, tetapi tudjuan perdjuangan kita tetap seperti sediakala jaitu melaksanakan keselamatan dan kemakmuran bangsa indonesia seluruhnja.
          Dan hanja dalam negara merdeka jang adil dan makmurlah, hal-hal diatas ini dapat ditjapai. Maka oleh karena tudjuan kita ialah tetap : Negara Indonesia Merdeka, jang berdaulat, adil dan makmur; bedasarkan kedaulatan rakjat : Negara Republik Indonesia jang kemerdekaannja telah kita proklamasikan, jang Undang-undang Dasarnja telah kita tentukan.

HASRAT KITA IALAH PERDAMAIAN
          Dan bukan pertama-tama Negara Republik Indonesia didalam suasana perang, terutama sekali Negara Republik Indonesia didalam suasana damailah jang kita hendakkan. Sebab keselamatan dan kemakmuran rakjat hanja dapat terdjamin didalam suasana damai. Orang atau bangsa jang berperang ingin menang perang, tetapi kita ingin ,,menang damai” karena menang damai inilah Indonesia Merdeka dan mendjadi pula djaminan untuk kesedjahteraan sosial bagi seluruh rakjat indonesia. Memang sesungguhnja jang menjadi tudjuan kita bangsa indonesia ialah hidup damai dan tenteram dalam Negara Republik Indonesia jang merdeka dalam dunia jang seluruhnja diliputi oleh suasana perdamaian.  
          Batjalah pembukaan Undang-undang Dasar Republik Indonesia, maka akan njatalah hasrat perdamaian kita itu !
“Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu maka pendjadjahan diatas dunia harus dihapuskan karena tak sesuai dengan peri kemanusiaan dan peri keadilan. Dan perdjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat jang berbahagia, dengan selamat sentausa mengantarkan rakjat Indonesia kedepan pintu gerbang Negara Indonesia jang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur”.
          ,,Atas berkat Rahmat Tuhan Jang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur supaja berkehidupan kebangsaan jang bebas maka rakjat Indonesia menjatakan dengan ini kemerdekaannja”.
          ,, kemudian dari pada itu untuk membentuk suatu Pemerintah Negara Indonesia jang melindungi segenap bangsa indonesia dan seluruh tumpah darah indonesia dan untuk memadjukan kesejahteraan umum, mentjedaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia jang bedasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial maka disusunlah kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-undang Dasar Negara Indonesia jang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia jang berkedaulatan rakjat dengan bedasarkan kepada: Ke-Tuhanan Jang Maha Esa, Kemanusiaan jang adil dan beradab, persatuan Indonesia dan kerakjatan-jang dipimpin oleh hikmat kebidjaksanaan dalam permusjawaratan perwakilan serta dengan mewudjudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakjat Indonesia”.
          Bangsaku , demikianlah bunji kata ,,pembukaan” Undang-undang Dasar kita itu. Tidaklah ternjata disitu dengan terang dan tegas bahwa tudjuan bangsa indonesia ialah benar-benar mendirikan Negara Indonesia Merdeka, tak sekali-sekali untuk berperang tak untuk mengatjaukan-balaukan dunia tetapi sebaliknja ialah untuk turut serta melaksanakan satu ketertiban dunia jang bedasarkan kemerdekaan dan perdamaian jang abadi.

DJANGAN BINGUNG !
          Sekarang-bagaimanakah kita bertindak untuk melaksanakan segala tudjuan kita itu? Apakah jang harus kita kerdjakan di waktu jang segenting ini ? Banjak! Banjak sekali jang harus difikirkan dan dikerdjakan bersama-sama! Banjak, tetapi sekali-kali kita tak boleh memfikirkannja ! Banjak, tetapi kita tak boleh lalai sekedjap matapun djuga untuk mengerdjakannja ! Bekerdja bersama-sama dalam suasana persatuan bangsa jang erat kokoh bulat mutlak ! Bekerdja bersama-sama saling mengerti saling membantu dan tak hanja salah menjalahkan kawan. ,, Berat sama dipikul ringan sama didjindjing !” Marilah segenap kita menjediakan pundak kita untuk memikul beban kewadjiban tanah-air ! Saja minta segenap rakjat Indonesia pada saat sekarang ini bersatu padu bulat, berdiri dibelakang pemimpin. Sekali lagi bersatu padu, -segala golongan, segenap lapisan rakjat, seluruh bangsa jang 70 djuta itu, bersatu padu dibelakang pemimpin. Djanganlah kita mendjadi katjau, bekerja tak tentu arah, hanja tuduh menuduh dan salah menjalahkan orang lain.

PEMBENTUKAN KOMITE NASIONAL
          Pertama : dirikanlah Komite Nasional di-Djakarta dan seluruh tempat-tempat di-indonesia atas dasar kebangsaan jang selebar-lebarnja. Komite Nasional dipusat dan didaerah-daerah ini adalah pendjelmaan kebulatan tudjuan tjita-tjita bangsa indonesia, untuk menjelenggarakan kemerdekaan Indonesia jang berkedaulatan rakjat. Karenanja Komite Nasional itu harus diliputi semua aliran dan semua semua lapisan rakjat. Pemimpin-pemimpin rakjat dari segala golongan, segala aliran, segala lapisan kini harus bersatu dalam Komite Nasional itu. Pangreh Pradja, Alim-ulama, kaum pergerakan, pemuda-pemuda, kaum dagang dan perniagaan dll. Harus bekerdja bersama-sama dalam Komite Nasional. Komite Nasional harus sekeras-kerasnja dan segiat-giatnja berusaha:
a)      Mendjatakan kemauan rakjat Indonesia untuk hidup sebagai bangsa jang merdeka.
b)      Mempersatukan rakjat dari segala lapisan dan djabatan supaja terpadu pada segala tempat diseluruh indonesia persatuan kebangsaan jang bulat dan erat.
c)      Membantu menenteramkan rakjat dan turut mendjaga keselamatan umum.
d)     Membantu pemimpin dalam menjelenggarakan tjita-tjita bangsa indonesia dan didaerah membantu Pemerintah Daerah untuk kesedjahteraan umum.
          Bangsaku ! Demikianlah usaha-usaha Komite Nasional ! Berkumpullah didalam Komite Nasional ! Bantulah Komite Nasional ! Bekerdjalah untuk ketentraman, keselamatan, kesedjahteraan dan tjita-tjita bersama ! Djanganlah ada perselisihan diantara penduduk sekalian, bersatulah, bekerdjalah semuanja untuk Negara Indonesia Merdeka ! Sekianlah tentang Komite Nasional jang harus dengan lekas diadakan ditiap-tiap daerah.


BADAN KEAMANAN RAKJAT
          Selain daripada itu kami memutuskan untuk mendirikan dengan segera dimana-mana ,,Badan Keamanan Rakjat” untuk membantu pendjagaan keamanan. Kita adakan Badan Keamanan Rakjat ini untuk mendapat keamanan jang seteguh-teguhnja. Banjak, banjak sekali tenaga-tenaga jang tepat sekali untuk melaksanakan pekerdjaan ini. Bekas pradjurit Peta, bekas pradjurid Heiho, bekas pradjurit Pelaut, pemuda-pemuda jang penuh dengan semangat pembangunan, mereka semua adalah tenaga-tenaga jang baik untuk pekerdjaan ini.

MENDJELMAKAN KEBULATAN KEMAUAN DAN TJITA-TJITA SELURUH BANGSA
Untuk menjusun Negara jang akan menghadapi dunia Internasional
          Karena itu saja mengharap kepada kamu sekalian hai pradjurit-pradjurit bekas Peta, Heiho dan Pelaut beserta pemuda-pemuda lain untuk sementara waktu masuklah dan bekerdjalah dalam badan keamanan rakjat.
          Pertjajalah, nanti akan datang saatnja kamu dipanggil untuk mendjadi pradjurit dalam tentara kebangsaan indonesia !

PARTAI NASIONAL INDONESIA
          Bangsaku !
          Ada satu hal lagi jang penting-maha penting jang harus kita kerdjakan dengan segera ialah membangunkan suatu partai jang mendjadi motor perdjuangan rakjat dalam segala suasana dan lapangan, jaitu : Partai Nasional Indonesia.
          Komite Nasional adalah suatu komite, Partai Nasional Indonesia adalah suatu partai. Komite diadakan untuk sementara waktu, partai kita hadjatkan pula terus sampai dimasa j.a.d.
          Apakah tudjuan Partai Nasional Indonesia itu ? Tudjuannja ialah : Republik indonesia, membela Republik indonesia jang berdaulat, adil dan makmur berdasarkan kedaulatan rakjat. Dan apakah usahanja?
          Usahanja ialah : memperkuat persatuan bangsa dan negara, memperbesar rasa tjinta, setia, bakti kepada tanah air ; mengictiarkan program ekonomi dan sosial sebagai tsb. Dalam Undang-undang Dasar Republik Indonesia, membantu tertjapainja keadilan sosial dan peri kemanusiaan dengan djalan perdamaian Internasional.
          Bangsaku sekalian ! Sambutlah partai kita ini, dirikanlah tjabang-tjabangnja dimana-dimana tempat diseluruh muka bumi tanah air kita setelah menerima petundjuk dan perintah kami. Petundjuk dan perintah-perintah itu akan segera kami susulkan !

USAHA LEBIH LANDJUT
          Bangsaku ! Marilah kita sekarang merenungkan keadaan. Kita telah memproklamir Kemerdekaan  Indonesia. Kita telah menjusun dan mengumumkan Undang-undang Dasar Republik Indonesia. Kita telah memilih Presiden dan Wakil Presiden Indonesia. Tetapi jang demikian itu bukan berarti bahwa kita telah selesai merupakan bentukan negara. Masih banjak hal-hal mesti kita susun dan kita kerdjakan.
          Pertama : Kita harus menjusun badan-badan dan djabatan-djabatan kekuasaan dan administrasi Negara menurut Undang-undang dasar kita itu.
          Kedua : Kita harus berusaha supaja dunia Internasional, mengakui kemerdekaan Negara kita itu.
          Dan masih banjak lagi hal-hal jang lain !
          Bangsaku sekalian ! Memproklamir kemerdekaan adalah gampang, membikin undang-undang dasar tidak sukar. Memilih Presiden dan Wakil Presiden adalah lebih gampang lagi. Tetapi menjusun badan-badan dan djabatan-djabatan kekuasaan dan administrasi Negara serta mentjari pengakuan Internasional, terutama sekali dalam seperti sekarang ini dimana pemerintah Dai Nippon masih diwadjibkan oleh statusquo Internasional untuk tinggal dinegeri ini guna mendjalankan administrasi dan mendjaga ketenteraman umum-pekerdjaan ini tidaklah gampang.


BANGSA INDONESIA MAU TETAP MERDEKA.
          Bangsaku : Diwaktu jl. kita menjusun Negara Indonesia Merdeka dalam perhubungan dengan Dai Nippon. Didalam masa jang dekat ini, kita menjusun Negara Indonesia merdeka itu dalam perhubungan dengan dunia Internasional.
          Tetapi djustru sekarang keadaan adalah sulit : Dengan Dai Nippon diatas lapangan pembangunan Negara ini kita telah tidak ada hubungan apa-apa lagi, malahan Pemerintah Dai Nippon diwadjibkan oleh statusquo Internasional untuk sementara tinggal disini; dengan dunia Internasional hubungan itu belum ada. Maka oleh karena itu kewadjiban kita sekarang ini ialah mempersiapkan segala tenaga penjusunan Negara jang akan menghadapi dunia Internasional nanti: menjusun Negara dengan mendjelmakan kebulatan, kemauan dan tjita-tjita bangsa Indonesia seluruhnja. Keluar dan Kedalam maka kebulatan, kemauan dan tjita-tjita bangsa indonesia seluruhnja. Keluar dan kedalam maka kebulatan kemauan ini-algemeene volkwil ini:-harus kita hidupkan, kita njalankan, kita korbankan sehingga buat orang luaran dan buat kita sendiri hanjalah ada satu kenjataan sadja :
Bangsa Indonesia mau tetap merdeka !
         
BERSATU PADULAH !
          Untuk kepentingan jang maha besar inilah dan untuk mempergunakan kesempatan jang amat sangat berpengaruh atas timbul tenggelamnja kebangsaan Indonesia itulah maka kami serukan segenap rakjat Indonesia mendjelmakan persatuan jang bulaat erat. Berdiri dibelakang pimpinan-tenang, tenteram, mendjundjung tinggi disiplin tetapi siap sedia menerima dan mendjalankan perintah jang diberikan.
          Bangsaku sekalian: Rakjat djelata, Pangreh Pradja, Pegawainegeri jang lain-lain, Alim ulama, Kaum Pergerakan, Kaum Dagang dan pengusaha, Kaum Buruh, Pemuda, bekas Pradjurit Peta, Heiho, Pelaut dll., pendek kata segenap bangsa indonesia diseluruh indonesia dari atjeh sampai ke ambon bekerdjalah dengan kegiatan dimasa jang sudah-sudah. Kerdjakanlah segala apa jang telah kami perintahkan dan siap sedialah untuk mendjalankan perintah-perintah jang masih akan kami berikan. Ingatlah bangsaku jang tertjinta, ingatlah: semua itu untuk kepentingan tjita-tjitakita bersama, ialah: REPUBLIK INDONESIA MERDEKA jang adil, makmur, kekal dan abadi.

SUSUNAN PANITYA PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA


SUSUNAN PANITYA PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA
PANITYA PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA, PEMBENTUKAN.
Hal pembentukan Panitya Persiapan Kemerdekaan indonesia
          Dalam pertengahan bulan agustus 1945 dibentuklah Panitya Persiapan Kemerdekaan Indonesia, Jang anggauta-anggautanja terdiri dari ;
  1. Ir. Soekarno-Ketua 
  2.  Drs. Moh. Hatta-Wakil-Ketua.
  3.  Kandjeng Raden Tumenggung Dr. Radjiman Wedyadininggrat.
  4.  Ki Bagoes Handikusumo.
  5.  Otto Iskandar Dinata.
  6. Gusti Pangeran Harjo Surjohamidjojo.
  7. Bandoro Pangeran Harjo Purubojo.
  8.  Mas Sutarjo Kartohadikusumo.
  9.  Profesor Mr. Dr. Supomo.
  10.  Abdulkadir.
  11.  Drs. Yap Tjwan Bing.
  12.   Dr. Mohammad Amir.
  13.  Abdul Abbas.
  14.  Dr. Ratulangi. 
  15.  Andi Pangeran.
  16.  Mr. Latuharhary.
  17. Mr. I Gusti Ketut Putje.
  18. A.H. Hamidan.
1
 

 
1
 
 1
1

PENETAPAN PANITYA PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA


PENETAPAN PANITYA PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA
TENTANG UNDANG-UNDANG DASAR. PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN. KOMITE NASIONAL. Hal penetapan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia, pemilihan Presiden dan Wakil Presiden serta pembentukan Komite Nasional.
          RAPAT PANITYA PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA dalam sidangnja pada tanggal 18 bulan 8 tahun 2605 di Djakarta ;
       I.       Telah menetapkan UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA.
    II.       Telah memilih sebagai PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA P.T. Ir. Soekarno dan sebagai  WAKIL PRESIDEN P.T. Drs. Moh. Hatta.
 III.       Pekerdjaan PRESIDEN untuk sementara waktu dibantu oleh sebuah Komite Nasional.

PIDATO PROKLAMASI 17 AGUSTUS 1945


PIDATO PROKLAMASI 17 AGUSTUS 1945
Saudara-saudara sekalian !
          Saja telah minta saudara-saudara hadlir disini untuk menjaksikan satu peristiwa maha-penting dalam sedjarah kita.
          Berpuluh-puluh tahun kita bangsa indonesia telah berdjoang untuk kemerdekaan tanah air kita. Bahkan telah beratus-ratus tahun.
          Gelombngnja aksi kita untuk mentjapai kemerdekaan kita itu ada naik dan turunnja, tetapi djiwa kita tetap menudju kearah tjita-tjita.
          Djuga didalam djaman Djepang, usaha kita untuk mentjapai kemerdekaan nasional tidak berhenti-henti. Didalam djaman Djepang ini, tampaknja sadja kita menjadarkan diri kepada mereka. Tetapi pada hakekatnja, tetap kita menjusun tenaga kita sendiri, tetap kita pertjaja kepada kekuatan sendiri.
          Sekarang tibalah saatnja kita benar-benar mengambil nasib-bangsa dan nasib-tanah-air di dalam tangan kita sendiri. Hanja bangsa jang berani mengambil nasib dalam tangan sendiri, akan dapat berdiri dengan kuatnja.
          Maka kami, tadi malam telah mengadakan musjawarat  dengan pemuka-pemuka rakjat Indonesia. Permusjawaratan itu seia-sekata berpendapat, bahwa sekaranglah datang saatnja untuk menjatakan kemerdekaan kita.
          Saudara-saudara ! Dengan ini kami njatakan kebulatan tekad itu.
          Dengarkanlah proklamasi kami :
Proklamasi
Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan Kemerdekaan Indonesia.
Hal-hal jang mengenai pemindahan kekuasaan dan lain-lain diselenggarakan dengan tjara seksama dan dalam tempo jang sesingkat-singkatnja.
Atas nama bangsa indonesia,
Djakarta, 17 agustus 1945
SOEKARNO-HATTA
Demikianlah saudara-saudara !
Kita sekarang telah merdeka !
Tidak ada satu ikatan lagi jang mengikat tanah air kita dan bangsa kita !
Mulai saat ini kita menjusun Negara kita ! Negara Merdeka, Negara Repulik Indonesia,-merdeka kekal dan abadi. Insja allah, tuhan memberkati kemerdekaan kita itu.